MAKALAH
PAI
“Manusia diciptakan dari Tiga
Kegelapan”
Disusun
Oleh :
Sindy
Ayu Kirana
XII
IPA 2
SMA
N 1 KOBA
Tahun Pelajaran 2016/2017
Kata
Pengantar
Assalamualaikum wr.wb. Segala puji
bagi Allah yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada teladan umat muslim yaitu, baginda
nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca
dapat memperluas ilmu tentang "Manusia diciptakan dari Tiga Kegelapan",
yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penulis maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini memuat materi tentang
manusia diciptakan dari tiga kegelapan yang sangat berguna bagi setiap orang.
Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan, tetapi juga
memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada bapak/ibu guru yang telah membimbing penulis agar dapat mengerti
tentang bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah yang baik sesuai kaidah.
Semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang
membangun. Sekian dan terima kasih penulis ucapkan.
Koba, 29 November 2016
Daftar Isi
Kata pengantar
..................................................................................................... i
Daftar isi ...............................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan ................................................................................................1
A. Latar belakang masalah...............................................................1
B. Rumusan masalah .......................................................................1
C. Tujuan penulisan makalah ..........................................................1
D. Manfaat penulisan makalah ........................................................2
Bab II Pembahasan.................................................................................................3
A. Asal Usul Manusia .....................................................................4
Daftar isi ...............................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan ................................................................................................1
A. Latar belakang masalah...............................................................1
B. Rumusan masalah .......................................................................1
C. Tujuan penulisan makalah ..........................................................1
D. Manfaat penulisan makalah ........................................................2
Bab II Pembahasan.................................................................................................3
A. Asal Usul Manusia .....................................................................4
B. Proses penciptaan
manusia .........................................................4
Bab III Penutup
.....................................................................................................8
A. Kesimpulan .............................................................................. 9
B. Saran .........................................................................................9
Daftar pustaka .......................................................................................................9
A. Kesimpulan .............................................................................. 9
B. Saran .........................................................................................9
Daftar pustaka .......................................................................................................9
Kata
Pengantar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Manusia diciptakan
Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah
sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai
kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah
diberikan Allah Swt.
Manusia menurut pandangan al-Quran,
al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal
ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat
mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun
12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan
bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah,
seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa
jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsure kimiawi yang terdapat
dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak
menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati
meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat
diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya
dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum.
Perbedaan pendapat
tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan langsung atau
melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena masing-masing
akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa diperpanjang,
jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi memikirkan
tentang status dan tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al-Quran
cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu.
B. Rumusan
Masalah
1. Dari
apa manusia itu diciptakan?
2. Bagaimana
pandangan
Al-Quran terhadap asal usul kejadian manusia?
3. Ayat-
ayat apa saja yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun yang menjadi Tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui dari apa manusia itu diciptakan
2. Untuk
mengetahui pandangan Al- Quran menurut pandangan Al- quran
3. Untuk
mengetahui ayat- ayat yang menjelaskan bahwa manusia dicipkan dari saripati
tanah
D. Manfaat
Penulisan
1. Kita
mengetahui dari apa manusia diciptakan
2. Kita
mengetahui bagaimana pandangan Al Quran terhadap asal-usul manusia
3. Kita
mengetahui ayat-ayat yang menjelaskan tentang manusia diciptakan dari saripati
tanaH
BAB II
Pembahasan
A. Asal Usul Manusia
1.Manusia dalam Pandangan Antropologi
Pada awalnya di dunia
ini hanya ada satu sel yang kemudian berkembang dan mengalami percabangan-percabangan.
Percabangan ini mengakibatkan adanya variasi mahluk hidup di dunia ini. Menurut
Charles Darwin dalam teori Evolusinya, manusia merupakan hasil evolusi dari
kera yang mengalami perubahan secara bertahap dalam waktu yang sangat lama.
Dalam perjalanan waktu yang sangat lama tersebut terjadi seleksi alam. Semua
mahluk hidup yang ada saat ini merupakan organisme-organisme yang berhasil
lolos dari seleksi alam dan berhasil mempertahankan dirinya. Dalam teorinya ia
mengatakan : “Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak
sempurna menuju kepada kesempurnaan”. Kemudian ia memperluas teorinya ini
hingga sampai kepada asal-usul manusia.
Dapat disimpulkan bahwa
manusia dalam pandangan Antropologi terbentuk dari satu sel sederhana yang
mengalami perubahan secara bertahap dengan waktu yang sangat lama (evolusi).
Berdasarkan teori ini, manusia dan semua mahluk hidup di dunia ini berasal dari
satu moyang yang sama. Nenek moyang manusia adalah kera. Teori Evolusi yang
dikenalkan oleh Charles Darwin ini akhirnya meluas dan terus dipakai dalam
antropologi.
Teori ini mempunyai
kelemahan karena ada beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang tidak mengalami
evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula. Misalnya sejenis biawak/komodo
yang telah ada sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini tetap ada.
Jadi dapat kita katakan bahwa teori yang dianggap ilmiah itu ternyata tidak
mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.
2.Manusia dalam Pandangan Agama Islam
Dalam Agama Islam, segala
sesuatunya telah diatur dengan baik dan digambarkan dalam kitab suci
Al-Quran. Tidak luput olehNya, bagaimana proses pembentukkan manusia yang
juga digambarkan sejelas-jelasnya. Dalam Al-Qur’an jika dipadukan dengan hasil
penelitian ilmiah menemukan titik temu mengenai asal usul manusia ini.
Terwujudnya alam
semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh Allah dalam waktu enam masa.
Keenam masa itu adalah Azoikum, Ercheozoikum, Protovozoikum, Palaeozoikum,
Mesozoikum, dan Cenozoikum. Dari penelitian para ahli, setiap periode
menunjukkan perubahan dan perkembangan yang bertahap menurut susunan organisme
yang sesuai dengan ukuran dan kadarnya masing-masing (tidak berevolusi).
Manusia dikaruniakan
oleh Allah akal untuk berfikir. Dengan akal, manusia mampu membedakan antara
yang haq (benar) dengan yang bathil (salah). Dengan akal pula, manusia mampu
merenungkan dan mengamalkan sesuatu yang benar tersebut. Dengan karunia akal,
manusia diharapkan dapat memilah dan memilih nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan
keindahan.
Disamping memiliki
akal, manusia selalu terlahir dengan 3 naluri yang pasti ada dalam dirinya,
yaitu :
1.Naluri untuk mensucikan sesuatu : naluri untuk beragama dan
menyebah sesuatu yang lebih dari pada dirinya.
2.Naluri untuk mempertahankan eksistensi diri : manunia punya
kecenderungan marah, sedih, senang dll.
3.Naluri untuk melestarikan dirinya : naluri kasih sayang.
B. Proses Penciptaan Manusia
1.Penciptaan Manusia Menurut Bibel
Menurut penjelasan di
dalam Bibel, Bibel tidak memuat pernyataan-pernyataan mengenai berbagai
fenomena alam yang pada setiap masa sejarah manusia dapat menjadi subyek
pengamatan dan dapat meningkatkan banyaknya penjelasan atas kemahakuasaan
Tuhan, disertai dengan rincian-rincian spesifik tertentu. Sebagaimana akan kita
lihat nanti, teks-teks semacam itu hanya ada di dalam Al-Qur’an.
- Penjelasan-penjelasan
Bibel mengenai asal-usul penciptaan manusia, dijelaskan di dalam Kitab
Genesis dalam ayat-ayat yang membahas penciptaan secara keseluruhan. Salah
satu ayat yang ada di dalam Kitab Genesis berbunyi : “Lalu Tuhan berkata,
‘Biarlah kita membuat manusia dalam citra kita, sesuai dengan kita; dan
jadilah mereka menguasai ikan di laut, burung di udara, ternak, dan segala
suatu di atas bumi serta setiap makhluk yang melata di atas bumi’.
2.Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an
Al-Qur’an menyatakan
proses penciptaan manusia mempunyai dua tahapan yang berbeda,
yaitu: Pertama, disebut dengan tahapan primordial. Manusia
pertama, Adam a.s. diciptakan dari al-tin(tanah), al-turob (tanah debu), min
shal (tanah liat), min hamain masnun (tanah lumpur hitam yang
busuk) yang dibentuk Allah dengan seindah-indahnya, kemudian Allah meniupkan
ruh dari-Nya ke dalamA diri (manusia) tersebut (Q.S, Al An’aam (6):2, Al Hijr
(15):26,28,29, Al Mu’minuun (23):12, Al Ruum (30):20, Ar Rahman
(55):4). Kedua, disebut dengan tahapan biologi. Penciptaan
manusia selanjutnya adalah melalui proses biologi yang dapat dipahami secara
sains-empirik. Di dalam proses ini, manusia diciptakan dari inti sari tanah
yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang
menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal
daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya
ditiupkan ruh (Q.S, Al Mu’minuun (23):12-14). Hadits yang diriwayatkan Bukhari
dan Muslim menyatakan bahwa ruh dihembuskan Allah swt. ke dalam janin setelah
ia mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari ‘alaqah dan
40 hari mudghah.
Penciptaan manusia dan
aspek-aspeknya itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa di antaranya sebagai
berikut:
Manusia tidak diciptakan dari mani yang
lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya (spermazoa).
Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan
jenis kelamin bayi.
Janin manusia melekat
pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
3.Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
a. Setetes Mani
Sebelum proses
pembuahan terjadi, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu
dan menuju sel telur yang jumlahnya hanya satu setiap siklusnya. Sperma-sperma
melakukan perjalanan yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur karena
saluran reproduksi wanita yang berbelok2, kadar keasaman yang tidak sesuai
dengan sperma, gerakan ‘menyapu’ dari dalam saluran reproduksi wanita, dan juga
gaya gravitasi yang berlawanan. Sel telur hanya akan membolehkan masuk satu
sperma saja.
Artinya, bahan manusia
bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan
dalam Al-Qur’an :
“Apakah manusia mengira akan dibiarkan
tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?” (QS Al
Qiyamah:36-37).
b. Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim
Setelah
lewat 40 hari, dari air mani tersebut, Allah menjadikannya segumpal darah yang
disebut ‘alaqah.
“Dia telah menciptakan manusia dengan
segumpal darah”. (al ‘Alaq/96:2).
Ketika sperma dari laki-laki bergabung
dengan sel telur wanita, terbentuk sebuah sel tunggal yang dikenal sebagai
“zigot” , zigot ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga
akhirnya menjadi “segumpal daging”. Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh
manusia dengan bantuan mikroskop.
Tapi, zigot tersebut
tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding
rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui
hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang
ibu bagi pertumbuhannya. Pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al Qur’an
terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah
menggunakan kata “alaq” dalam Al Qur’an. Arti kata “alaq” dalam bahasa Arab
adalah “sesuatu yang menempel pada suatu tempat”. Kata ini secara harfiah
digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap
darah.
Pembungkusan Tulang oleh Otot
Disebutkan dalam
ayat-ayat Al Qur’an bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan
selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.
“Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS Al Mu’minun:14)
Para ahli embriologi
beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan.
Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan
dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang
dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa
pernyataan Al-Qur’an adalah benar kata demi katanya.[6]
Penelitian di tingkat
mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan
cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan
tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari
jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang.
c. Saripati Tanah dalam Campuran Air Mani
Cairan yang disebut
mani tidak mengandung sperma saja. Ketika mani disinggung di Al-Qur’an, fakta
yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani itu
ditetapkan sebagai cairan campuran:
“Dialah Yang menciptakan segalanya dengan
sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat. Kemudian Ia
menjadikan keturunannya dari sari air yang hina.” (Al-Qur’an, 32:7-8).
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pengertian manusia
menurut pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di
sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi
akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa
al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah
menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4).
Manusia adalah makhluk
yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satunya makhluk hidup yang
mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri. Ia mampu mempelajari,
manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
Terdapat dua pendapat mengenai asal usul
manusia, yaitu bahwa asal usul manusia dari nabi Adam a.s yang merupakan
pendapat para ahli agama sesuai dengan kitab-kitab suci sebagai dasar (termasuk
agama Islam). Pendapat kedua berdasarkan penemuan fosil-fosil oleh para ilmuan
yang berpendapat bahwa asal usul manusia sesuai dengan teori evolusi merupakan
hasil evolusi dari kera-kera besar selama bertahun-tahun dan telah mencapai
bentuk yang paling sempurna. Teori kedua yang dianggap ilmiah itu ternyata
tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.
Proses kejadian manusia
berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah terjadi dalam dua
tahap. Pertama, tahapan primordial, yakni proses penciptaan
nabi Adam a.s sebagai manusia pertama. Kedua, tahapan biologi,
yakni manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah)
yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu
dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku
tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut
dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh.
Allah menciptakan
manusia dalam sebaik-baik bentuk, sehingga tidak ada satu makhlukpun yang lebih
tinggi derajatnya dari manusia. Selayaknya ilmu perakitan komputer, maka Allah
telah merakit manusia dengan sistem hardware dan software, lengkap, berkualitas
tinggi dan multifungsi. Kesemua perangkat ini bekerja secara sinergis dan
dinamis agar manusia bisa menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di bumi.
Tujuan utama penciptaan
manusia adalah agar manusia menyembah dan mengabdi kepada Allah swt. Sedangkan
fungsi penciptaan manusia ke dunia, diklasifikasikan ke dalam tiga (3) pokok,
yaitu:
Manusia sebagai Khalifah Allah di muka
bumi
Manusia sebagai Warosatul Anbiya’
Manusia sebagai ‘Abd (Pengabdi Allah)
B. Saran
Setelah mengetahui asal
usul dan bagaimana proses manusia itu diciptakan, hendaknya setiap manusia bisa
sadar akan tujuan hidupnya yaitu untuk mencari keridhaan Allah SWT, karena jiwa
yang memperoleh keridhaan Allah adalah jiwa yang berbahagia, mendapat
ketenangan, serta akan memperoleh imbalan surga. Sebagaimana firman Allah SWT
yang artinya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridhainya. Maka masuklah dalam jamaah hamba-hambaku. Dan masuklah
ke dalam surgaku.” (QS Al Fajr : 27-30)
Selama hidup di dunia
manusia wajib beribadah, menghambakan diri kepada Allah. Seluruh aktivitas
hidupnya harus diarahkan untuk beribadah kepada Allah SWT sebagai pencipta
semua makhluk.
Semoga dapat menjadi pembelajaran bagi
kita semua sehingga kita menjadi manusia yang senantiasa beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT.
Dengan terselesaikannya
makalah ini semoga bermanfaat bagi semuanya dan pembaca khususnya. Penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus
dibenahi. Untuk itu masukan-masukan dari pihak-pihak yang merespon makalah ini
sangat ditunggu.
DAFTAR
PUSTAKA
Dr. Bucaille, Maurice. (1984). Asal-Usul
Manusia Menurut Bibel, Al-Qur’an dan Sains. Bandung: Penerbit Mizan.
Syueb, Sudono. Buku Pintar Agama Islam. (2011).
Percetakan Bushido Indonesia: Delta Media
Prof. DR. Daradjat, Zakiah. dkk. (1986). Dasar-dasar
Agama Islam. Jakarta.
Prof. DR. Zakiah Daradjat.
dkk, Dasar-dasar Agama Islam (Jakarta : 1986), hal : 48.
Sudono Syueb, Buku Pintar Agama Islam,
(Percetakan Bushido Indonesia: Delta Media, 2011), hal: 70.
Hanykpoespyta, Manusia : Antara Pandangan
Antropologi dan Agama Islam, (http://hanykpoespyta.wordpress.com/2008/04/19/manusia-antara-pandangan-antropologi-dan-agama-islam/,
diposting : 19 April 2008)
Muhammad Fathurrohman, M.Pd.I, Proses
Kejadian Manusia dan Nilai-nilai Pendidikan di Dalamnya, (http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/09/19/proses-kejadian-manusia-dan-nilai-nilai-pendidikan-di-dalamnya/,
diposting : 19 September 2012)
Dr. Maurice Bucaille, Asal-Usul Manusia
Menurut Bibel, Al-Qur’an dan Sains, (Bandung: Penerbit Mizan, 1984,
edisi ke-3), hal: 169.
إرسال تعليق