A.    PENGERTIAN
Chirrosis Hepatis adalah kelainan yang ditandai oleh adanya peradangan difus dan menahun pada hati, diikuti dengan poliferasi. Jaringan ikat, degenerasi, regenerasi sel-sel hati, sehingga muncul kekacauan dalam susunan hati (Kapita Selecta: 159).

B.     ETIOLOGI
Ada beberapa etiologi chirrosis hepatis:
1.      Malnutrisi
Kekurangan protein akan menyebabkan berkurangnya pembentukan faktor-faktor lipotropik yang diperlukan untuk transport lemak. Sehingga akan terjadi akumulasi lemak dalam hati yang akan menyebabkan kerusakan hati.
2.      Alkoholisme
Seorang alkoholik biasanya akan mengabaikan pola makan sehingga kekurangan nutrisi (diantaranya protein). Alkohol dapat juga secara langsung merusak jaringan hati, sehingga hati akan membesar dan rapuh. Selanjutnya akan terjadi proses pembentukan jaringan parut yang tersebar luas di permukaan hati.
3.      Hepatitis virus
Proses peradangan pada hati menyebabkan penurunan suplai darah dari hati sehingga terjadi kerusakan hati.
4.      Kegagalan jantung
Hal ini akan menyebabkan bendungan pada vena hepatika.
5.      Zat toksik
1.      Penyakit wilson
2.      Hepatikromatosis

ASKEP PADA KLIEN CHIRROSIS HEPATIS
A.    PATOFISIOLOGI
Efek dari alkohol, keadaan malnutrisi, virus hepatits dan keadaan gagal jantung pada hati menyebabkan perubahan hebat pada struktur dan fungsi sel-sel hepar.
Perubahan ini ditandai dengan inflamasi dan nekrosis sel hepar yang dapat setempat atau menyebar. Simpanan lemak dalam sel-sel parenkim dapat dilihat pada awalnya. Penyebab perubahan ini tidak jelas, tapi sebagai respon perubahan itu, encim yang bertanggung jawab terhadap metabolisme. Lemak normal.
Pelebaran sel-sel lemak menyebabkan tekanan pada lobula hepar yang mengarah pada peningkatan aliran darah. Terjadi hipertensi pada sistem portal. Dengan tekanan balik yang cukup pada sistem portal, terjadi sirkulasi kolateral dan memungkinkan darah mengalir dari intestin ke vena kava. Peninkatan aliran darah ke vena osofagus menyebabkan varises osofagus pada vena lambung, varises lambung pada limpa splenomegali dan pada vena hemorodial; hemoroid.
Nekrosis diikuti oleh regenerasi dari jaringan hepar, tetapi tidak dalam cara yang normal. Jaringan fibrosa yang terbentuk merusak bentuk normal lobula hepar. Perubahan fibrotik ini tidak dapat pulih, mengakibatkan disfungsi hepar kronis yang akhirnya gagal hepar.












PATHWAYS

Multifaktor (alkohol, malnutrisi, virus hepatits, gagal ginjal, jantung)


Nekrosis hepar

Gangguan endokrin
-    Penurunan ADH dan Aldosteron → edema → kelebihan volume cairan
-    Peningkatan androgene dan estrogen eritema palmaris                   portal hipertensi → -  acites
spider angioma alopesia rambut seksual ginekomascia,                                             → -  odema
perubahan haid atropi testis → gangguan citra tubuh                                                 → -  varises osofagus → kelebihan
                                                                                                                                             volume cairan
-    Penurunan metabolisme nutrien                                                                                  → -  haemoroi
-    Protein → asites, odema                                                                                             → -  melena
-    Karbohidrat                                                                                                                 → -  varises adbomia
-  hipoglikemia, malnutrisi → intoleransi aktivitas


-  perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) fibrosis hati
-    Lemak                                                                                                                       → -  anemia, leukopenia
Gangguan metabolisme bilirubin                                                                                  → -  trobositopenia
-    Penurunan metab bilirubin     →     hiperbilirubinea     →     ikterus                       → -  pendarahan →intoleransi aktivitas
-    Penurunan bilirubin, saluran cerna → feses berwarna seperti tanah splenomegali  → - infeksi
-    Pengeluaran bilirubin dalam urin yang berlebihan     →     urin gelap  →-  penyembuhan luka yang lama
-    Penurunan penyerapan vidka
-    Kegagalan metabolisme amonia                                                                                  Resiko cidera
                                                                               Peningkatan serum amonia
 



PK. Encefalohepatik                                               Asidosis respirator
 

                                                                                                               →     Konflik pengambilan keputusan

PK. Coma hepatik                                                   Gangguan pola tidur

B.     TANDA DAN GEJALA
1.     Tanda
a.       Kelelahan, demam, berat badan turun.
b.      Gejala gastrio intestinal yang tidak khas seperti: anoreksia, nausea, vomitus, flaruent, perubahan defekasi (konstipasi / diare) despepsia.
c.       Nyeri tumpul atau perasaan berat pada epigastrum
d.      Hati keras dan mudah teraba
e.       Laboratorium
-          Albumin serum turun, globulin meningkat, ttt meningkat, bilirubin direk dan indirek meningkat, SGOT, SGPT meningkat
-          HBSAG positif pada 40% kasus
-          RO untuk melihat kemungkinan adanya osofagus / lambung
-          Biopsi hati
-          Protrombin memanjang
-          Endoscopi retrograt colanipankreatografi (ERCG) : Obstruksi duktus colefaguscopy dengan barium osofagus: varises.
2.     Gejala
a.       Ikterus, warna urine lebih tua atau kecoklatan
b.      Oedema perifer, asite, hidrotorax
c.       Kecenderungan pendarahan (hematemisis)
d.      Kelainan endokrin, mengakibatkan hiperestrogenisme yang akan memunculkan gejala
e.       Gangguan hematologi antara lain anemia, leukopeni, trombositopenia, pendarahan hidung, gusi, menstruasi yang berat dan mudah memar
f.       Faktor hepatikum yaitu bau apek manis yang ditemukan pada nafas penderita, khususnya pada komahepatikum
g.      Gangguan neurologi: ensepalopati hepatik (koma hepatikum)
h.      Berhubungan dengan hipertensi portal: splenomegali, varises.
Manifestasi klinis berdasarkan:
1.     Kompensata (belum mempengaruhi fungsi hepar)
*  Demam intermitten
*  Spider nevi
*  Palmar eritema
*  Epistaksis
*  Edema kaki
*  Dispepsia
*  Nyeri abdomen
*  Hepatosplenomegali
2.     Dekompensata
*  Ascites
*  Jaundice
*  Kelemahan fisik
*  Kehilangan BB
*  Epistaksis
*  Hipotensi
*  Atropi gonadal

C.    PENATALAKSANAAN
1.     Keperawatan
Hentikan / cegah perdarahan berulang
Mengeliminasi produk darah
Stabilkan hemodinamik
Menurunkan kecemasan
Fasilitasi bedrest selama fase pemulihan
Tingkatkan asupan nutrisi
Perawatan kulit
Cegah infeksi
2.     Medis
Kompensata baik: kontrol, istirahat, diet TKTP, lemak secukupnya
Penyebab diketahui: atasi atau hentikan penyebab
Atasi komplikasi: ascites diberikan diet rendah garam 0,5 g/hari, total cairan 1,5 l/hari, diuretik.
Dengan perdarahan: resusitasi, lavase air es, hemostatik, antasid / antagonis B2, sterilisasi usus, klisma tinggi, skleroterapi, ligasi endoskopik varises.
Pencegahan pecahnya varices esofagus: farmakoterapi, ligasi varises.

D.    ASUHAN KEPERAWATAN
1.     Pengkajian
a.       Identitas: umur, alamat
b.      Riwayat Kesehatan
1)      Keluhan utama (keluhan yang dirasakan klien saat pengkajian): demam, mual, muntah, nyeri tumpul pada epigastrum
2)      Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita klien saat masuk rumah sakit): kapan mulai demam?
3)      Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh klien)
4)      Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)
5)      Riwayat tumbuh kembang: adalah keterlambatan tumbuh kembang?
c.       Pemeriksaan Fisik
1)      Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi (BB, tinggi badan, umur)
2)      Pemeriksaan persistem
a)      Sistem persepsi sensori:
Penglihatan: edema palpebra, air mata ada/tidak, cekung/normal
Pengecapan: rasa haus meningkat/tidak, lidah lembab/kering
b)      Sistem persyarafan: kesadaran, menggigil, kejang, pusing
c)      Sistem pernafasan : epistaksis, dispneu, kusmaul, sianosis, cuping hidung, odem pulmo, krakles
d)     Sistem kardiovaskuler: takikardi, nadi lemah dan cepat / tak teraba, kapilary refill lambat, akral hangat / dingin,  sianosuis perifer, nyeri dada
e)      Sistem gastrotestinal:
Mulut: membran mukosa lembab/kering, perdarahan gusi
Perut: kembung / meteorismus, distensi, nyeri, ascites, lingkar perut
Informasi tentang tinja: warna (merah, hitam), volume, bau, konsistensi (melena)
f)       Sistem integumen: kulit kering/lembab, perdarahan bekas tempat injeksi
g)      Sistem perkemihan: bak 6 jam terakhir, oliguria / anuria.
d.      Pola Fungsi Kesehatan
1)    Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan: sanitasi
2)    Pola nutrisi dan metabolsme: anoreksia, mual, muntah
3)    Pola eliminasi
a)      Bab: frekuensi, warna (merah/hitam), konsistensi, bau, darah
b)      Bak: frekuensi, warna, bak 6 jam terakhir, oliguria, anuria
4)    Pola aktifitas dan latihan
5)    Pola tidur dan istirahat
6)    Pola kognitif dan perceptual
7)    Pola toleransi dan koping stress
8)    Pola nilai dan keyakinan
9)    Pola hubungan dan peran
10)  Pola seksual dan reproduksi
11)  Pola percaya diri dan konsep diri



E.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1)      Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
2)      Ketidakseimbangan nutrisi: kuurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis
3)      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh
4)      Resiko cidera berhubungan dengan gangguan faktor pembekuan darah
5)      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik.
6)      Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan nilai atau kepercayaan yang tidak jelas.
7)      Gangguan pola tidur berhubungan dengan agen biokimia.
8)      PK. Encefalopati hepatik.
9)      PK. Coma hepatik


















RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
1.
Kelebihan volume
Noc Labels : Fluid
Fluid management (4120)

cairan b.d gangguan
Balance ( 0601 )
- Monitor status hidrasi

mekanisme regulasi
Setelah dilakukan
kelembaban membran,


tindakan keperawatan
nadi adekuat


selama 5 hari klien
- Monitor tanda vital


mengalami
- Monitor adanya indikasi overload


keseimbangan cairan
- Kaji darah oederma jika ada


dan elektrolit.
- berikn diuretik sesuai interupsi






Krieria hasil :
Fluid monitorig ( 4130 )


- Bebas dari oederma
- Monitor intake / output cairan


- Tanda vital dalam
- Monitor serum albumin dan


batas normal
protein total



- Monitor tanda vital



- Monitor turgor kulit dan adanya



kehausan



- Monitor warna, kualitas dan berat



jenis urin



- Monitor dan gejala ascites
2.
Ketidakseimbangan
Setelah dilakukan
Monitoring gizi (1160)

nutrisi : kurang dari
tindakan keperawatan
- Timbang berat badan klien pada

kebutuhan tubuh
selama 6 hari status
interval tertentu

b.d faktor biologis
nutrisi meningkat,
- Amati kecenderungan


dengan kriteria: (1004)
pengurangan dan berat badan



- Monitoring respon emosional


- Intake makanan dan
klien ketika ditempatkan pada n


minuman
keadaan yang ada makana


- Kontrol BB
- Monitor lingkungan tempat


- Biocermical measures
makanan


- Energi
- Monitor mual dan muntah



- Monitor tingkat albumin, protein



total, hemoglobin



- Monitor tingkat energi, rasa tidak



enak badan, kelemahan



- Amati jairngan yang pucat



kemerahan dan kering







Management nutrisi (1100)



- Kaji apakah klien alergi makann



- Kolaborasi dengan ahli gizi dalam



menentukan jumah kalori, potein



dan lemak sesuai kebutuhan klien



- Ajari klien tentang diet yang



benar sesuai kebutuhan tubuh



- Anjurkan penambahan intake



protein, vitamin C yang sesuai



- Pastikan kemampuan klien untuk



memenuhi kebutuhan gizinya
3.
Intoleransi aktivitas
Klien dapat
1. Menentukan penyebab

b.d kelemahan
mentoleransi aktivitas
  intoleransi aktivitas dan

secara menyeluruh
dan melakukan ADL
  menentukan penyebab dari fisik,


dengan baik
  psikis/motivasi


Kriteria hasil :
- Kaji kesesuaian aktifitas dan


- Berapartisipasi dalam
istirahat sehari-hari


beraktivitas fisik
- Anjurkan aktivitas secara bertahap,


dengan vital sign
biarkan klien berpartisipasi dalam


yang normal
perubahan posisi, berpindah dan


- Warna kulit normal
perawatan diri


hangat dan kering
- Pastikan klien mengubah posisi


- Memverbalisasikan
secara bertahap


pentingnya aktvitas
- Ketika membantu klien berdiri


secara bertahap
observasi gejala intoleransi seperti


- Mengekspresikan
mual, pucat, pusing, gangguan


pentingnya
kesadaran dan tanda vital


keseimbangan latihan



dan istirahat


Post a Comment